Kampung Marenggo Baduy Luar adalah salah satu bagian dari komunitas suku Badui yang tinggal di wilayah Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Wilayah ini merupakan bagian dari kawasan adat yang masih mempertahankan kearifan lokal dan tradisi turun-temurun yang sangat kuat. Meski terletak di tengah hutan yang rindang, masyarakat di sini tetap menjaga kehidupan yang sederhana dan harmonis dengan alam.
Kampung Marenggo Baduy Luar memiliki ciri khas yang berbeda dari kelompok Badui Dalam. Mereka lebih terbuka terhadap pengaruh luar, namun tetap menjaga nilai-nilai budaya dan kepercayaan mereka. Pakaian adat yang dikenakan oleh warga Baduy Luar biasanya berwarna hitam dan biru tua, dengan ikat kepala berwarna biru. Berbeda dengan Badui Dalam yang mengenakan pakaian putih dan tertutup, warga Baduy Luar lebih fleksibel dalam hal pakaian dan gaya hidup.
Sejarah Singkat Kampung Marenggo Baduy Luar

Kampung Marenggo Baduy Luar merupakan bagian dari keseluruhan wilayah suku Badui yang terbagi menjadi tiga kelompok utama: Badui Dalam, Badui Luar, dan Badui Dangka. Awalnya, kawasan ini ditemukan oleh Belanda pada abad ke-18, namun masyarakat setempat masih sangat tertutup dan tidak mudah menerima orang asing. Barulah di abad ke-20, sebagian dari suku Badui mulai membuka diri terhadap dunia luar, termasuk warga Baduy Luar.
Meskipun lebih terbuka dibandingkan Badui Dalam, warga Baduy Luar tetap menjaga cara hidup sederhana dan keaslian budaya mereka. Mereka percaya bahwa kehidupan yang harmonis dengan alam adalah kunci keberlangsungan hidup mereka. Nama "Baduy" sendiri berasal dari sebutan peneliti Belanda yang menyamakan penduduk kawasan ini dengan suku Arab Badawi. Namun, masyarakat setempat lebih senang menyebut diri mereka sebagai Urang Kanekes atau Urang Cibeo, sesuai dengan nama wilayah tempat mereka tinggal.
Keunikan Budaya dan Tradisi
Salah satu hal yang menarik tentang Kampung Marenggo Baduy Luar adalah keunikan budaya dan tradisi yang masih terjaga. Warga setempat masih memegang teguh aturan adat yang telah diturunkan dari generasi ke generasi. Misalnya, mereka tidak boleh menggunakan kendaraan bermotor, tidak boleh menggunakan alas kaki, dan tidak boleh menggunakan alat elektronik. Aturan-aturan ini bertujuan untuk menjaga kesucian dan keharmonisan hidup masyarakat.
Pakaian adat warga Baduy Luar juga memiliki makna tersendiri. Baju kampret yang digunakan oleh warga Baduy Luar biasanya berwarna hitam atau biru tua, dengan kancing dan kantong. Celana yang dikenakan berwarna biru kehitaman dan terbuat dari kain. Di bagian kepala, warga Baduy Luar menggunakan ikat kepala berwarna biru tua dengan corak batik. Warna-warna ini mencerminkan identitas dan kepercayaan mereka terhadap alam serta leluhur.
Selain itu, masyarakat Baduy Luar juga memiliki ritual-ritual tertentu yang dilakukan secara rutin. Salah satunya adalah upacara Kawalu, yang dilakukan setiap tiga bulan. Upacara ini merupakan bentuk persembahan kepada leluhur dan alam, serta menjadi momen penting dalam kehidupan masyarakat setempat.
Kehidupan Sehari-hari dan Sumber Penghidupan
Masyarakat Baduy Luar umumnya bekerja sebagai petani dengan lahan berpindah-pindah. Mereka menanam padi, sayur, dan buah-buahan yang kemudian diperjualbelikan. Pertanian mereka dilakukan dengan cara tradisional, tanpa menggunakan bajak atau cangkul. Prinsip utama mereka adalah menjaga tanah agar tidak rusak, sehingga pengolahan lahan dilakukan secara alami.
Selain pertanian, masyarakat Baduy Luar juga mengandalkan hasil hutan seperti madu, durian, dan buah-buahan lainnya. Mereka menjual hasil panen tersebut melalui para tengkulak atau pasar-pasar di luar wilayah mereka. Dengan demikian, kehidupan ekonomi mereka tetap stabil meskipun terbatas oleh aturan adat.
Di bidang perdagangan, masyarakat Baduy Luar dulunya menggunakan sistem barter, namun kini sudah beralih ke uang tunai. Bahkan, beberapa dari mereka mulai melakukan jual beli secara daring. Ini menunjukkan bahwa meskipun masih menjaga adat, mereka tetap adaptif terhadap perkembangan zaman.
Interaksi dengan Dunia Luar
Meskipun lebih terbuka dibandingkan Badui Dalam, masyarakat Baduy Luar tetap menjaga batasan dalam interaksi dengan dunia luar. Mereka tidak menerima pengunjung sembarangan, dan hanya menerima tamu yang ingin belajar dan menghormati adat mereka. Untuk berkunjung ke wilayah ini, wisatawan harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan, seperti tidak boleh berfoto di area tertentu, tidak boleh menggunakan sabun atau pasta gigi di sungai, dan tidak boleh membuang sampah sembarangan.
Namun, jumlah pengunjung yang datang ke wilayah ini semakin meningkat, terutama dari kalangan pelajar, mahasiswa, dan wisatawan yang ingin merasakan kehidupan masyarakat adat. Mereka bisa menginap di rumah warga dengan ketentuan tertentu, seperti menjaga kebersihan dan mengikuti aturan adat yang berlaku.
Fasilitas dan Kondisi Lingkungan
Fasilitas di kawasan Kampung Marenggo Baduy Luar masih terbatas karena masyarakat setempat lebih fokus pada kehidupan sederhana dan keberlanjutan lingkungan. Meski begitu, fasilitas dasar seperti warung makan, toko oleh-oleh, toilet, dan tempat parkir sudah cukup memadai untuk mendukung kebutuhan wisatawan.
Lingkungan di sekitar kampung ini sangat asri dan alami. Masyarakat setempat sangat menjaga kebersihan dan kelestarian alam, termasuk menjaga sungai dan hutan yang menjadi sumber kehidupan mereka. Pepatah yang sering diucapkan oleh warga setempat adalah "Gunung ulah dilebur, lebak ulah diruksak", yang artinya "Gunung jangan dihancurkan, lembah jangan dirusak".
Kesimpulan
Kampung Marenggo Baduy Luar adalah contoh nyata dari masyarakat adat yang berhasil mempertahankan kearifan lokal dan tradisi tanpa terpengaruh oleh modernisasi. Meskipun lebih terbuka dibandingkan Badui Dalam, warga Baduy Luar tetap menjaga nilai-nilai budaya dan kepercayaan mereka. Dengan kehidupan yang sederhana dan harmonis dengan alam, mereka menjadi teladan bagi masyarakat modern yang ingin kembali ke akar kehidupan yang alami dan berkelanjutan.
Jika Anda ingin mengalami pengalaman unik dan mendalami kehidupan masyarakat adat, Kampung Marenggo Baduy Luar adalah destinasi yang layak dikunjungi. Di sini, Anda akan menemukan keindahan alam, kekayaan budaya, dan keharmonisan hidup yang langka di era modern saat ini.