Restindo - Kabupaten Ngawi, terletak di bagian timur Pulau Jawa dan dikenal akan warisan budayanya serta keindahan Alamnya, sebenarnya menawarkan tiga desa wisata ideal bagi Anda yang ingin menghabiskan waktu berlibur sambil mendidik anak-anak.
Ketiga desa tersebut tidak hanya memberikan panorama yang memesona; mereka juga membawa berbagai kegiatan seru yang dipadukan dengan unsur pendidikan, warisan budaya, serta eksplorasi. Mulai dari menjelajahi perkebunan tebu pada awal hari, sampai merakit karya ukiran kayu bertaraf internasional, tiap desa memiliki atraksi unggulan yang patut dicoba.
Pada tahun 2025, pola perjalanan keluarga kini lebih condong pada pengalaman tenang serta penuh belajar daripada hanya fokus pada taman hiburan modern. Salah satu teladan riil akan hal tersebut dapat ditemukan dalam bentuk desa wisata di Ngawi; suatu lokasi yang menyediakan suasana penyembuhan sambil tetap memperkaya pengetahuan. Di situlah anak-anak dan keluarga lainnya bisa merasakan petualangan dengan alam, mengeksplorasi tradisi setempat, sampai terlibat dalam bermacam-macam kegiatan yang mengasyikkan.
Berikut ini merupakan tiga destinasi wisata desa pilihan di Ngawi yang pantas dimasukkan dalam list perjalanan pendidikan bersama anak-anak Anda.
1. Destinasi Wisata Brubuh – Keasyikan Eksplorasi di Kaki Gunung Lawu
Wisata Desa Brubuh, berlokasi di Dusun Kayangan, Kecamatan Jogoroga, menyajikan kombinasi sempurna dari pesona kaki Gunung Lawu dengan atraksi petualangan menarik. Anak-anak dapat mencoba flying fox terpanjang Ngawi yang memiliki panjang 200 meter, atau merasakan pengalaman river tubing selama 1,5 kilometer yang memacu adrenalin namun masih cocok untuk pemula.
Bagi anak-anak pecinta kendaraan mini, terdapat area ATV sawah dan rute mini trail yang melintasi desa-desa setempat. Di sisi lain, para remaja dan orang dewasa dapat menikmati waktu santai mereka di hammock bertingkat atau mencoba atraksi ayunan tinggi dengan pemandangan sawah hijau sebagai latarnya. Selain menyenangkan, semua aktivitas tersebut berfungsi untuk mendidik anak tentang dunia sekitar mereka serta nilai-nilai seperti keberanian dan kolaborasi dalam tim.
Desa ini telah dimulai pengembangannya pada tahun 2019 oleh BUMDes Duta Karya Brubuh dan kemudian bangkit lagi usai pandemic dengan membuka Kayangan Café & Space. Tempat ini memungkinkan para anak-anak merasakan minuman bergizi dari bunga telang sembari menghirup udara segar dan damai ala dataran tinggi. Campuran antara pendidikan tentang masakan serta waktu istirahat yang tepat bagi Anda bersama keluarga dalam menjalani masa cuti.
Fasilitas pendukung seperti mushola, toilet yang bersih, serta area hangout modern menjadikan Desa Brubuh sebagai destinasi yang nyaman baik bagi pertemuan keluarga besar ataupun rombongan dari sekolah. Harganya juga cukup terjangkau yaitu sebesar Rp5.000,- ditambah sedikit biaya untuk beberapa atraksi tersendiri. Di hari Sabtu-Minggu atau saat liburan tiba, lokasi tersebut sering kali dipenuhi oleh para tamu, hal ini mengindikasikan bahwa ada antusiasme tinggi terhadap jenis pariwisata edukatif yang didasarkan pada alam.
2. Desa Wisata Dewi Ngubalan – Belajar Kerajinan Akar Jati dari Ahlinya
Berbalik ke arah desa lainnya di Ngawi, yaitu Desa Banjarbanggi yang berada di Kecamatan Pitu, Anda akan menemukan sebuah tujuan wisata budaya yang istimewa bernama Desa Wisata Dewi Ngubalan. Tempat ini dikenal luas sebagai kiblat pembuat kerajinan dari kayu jati bekas atau kayu jati erosi. Barang-barang hasil produksi mereka bahkan sudah diekspor hingga ke benua Eropa, Asia, dan juga Amerika.
Anak-anak dapat mempelajari secara langsung cara pembuatan patung hewan, dekorasi dinding, sampai furnitur setengah jadi dengan teknik menyusun yang dilakukan oleh para penduduk desa berpengalaman. Aktivitas ini sangat sesuai untuk mengenalkan kepada si kecil tentang tahap produksi, ketekunan dalam bekerja, serta kemampuan besar di balik pengolahan ulang dan kreasi.
Tiap Jumat dan Sabtu, para tamu dapat menyaksikan secara langsung cara membuat hasil kerajinan setempat. Untuk menjelajahi lebih dalam lagi, tersedia pilihan untuk bermalam di rumah penduduk sekitar. Paket liburan ini bertujuan tidak sekadar memberikan hiburan, tetapi juga memperkenalkan konsep ekonomi kreatif serta melestarikan warisan budaya kepada anak-anak muda.
Di samping itu, lingkungan Desa Dewi Ngubalan tetap menampilkan keaslian pedesaan dengan panorama sawah yang mempesona serta adat istiadat setempat seperti sedekah bumi dan nyadranan yang dipertahankan hingga kini. Puncak waktu ideal bagi para pengunjung datang adalah pada masa panen padi atau tepatnya tanggal 1 Muharam, saat desa menyelenggarakan perayaan budaya yang begitu berkesan dan sarat akan nilai-nilai spiritual.
Sebagai salah satu dari 500 desa terpilih untuk menerima Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2024 serta diakui sebagai Desa Devisa oleh pemerintah provinsi Jawa Timur, Dewi Ngubalan menunjukkan bahwa sumber daya setempat dapat memberikan manfaat secara internasional bila dikembangkan dengan tepat. Untuk mendukung kunjungan para turis, desa ini sudah disediakanfasilitas lengkap termasuk area parkir yang luas, gedung serbaguna, dan kamar mandi yang higienis, sehingga siap mengundang tamu dari seluruh wilayah.
3. Desa Wisata Girikerto – Bersatu dengan Alam dan Sejarah di Kampung Belanda
Wisata Desa Girikerto, yang terletak di Kecamatan Sine, telah menjelma sebagai destinasi favorit bagi para pecinta alam dan sejarah. Dengan ketinggian 800 meter dari permukaan laut di lereng Gunung Lawu, desa tersebut menyajikan pemandangan indah seperti perkebunan teh hijau, sawah bertingkat, serta hawa segar dengan suhu rata-rata 18°C; sempurna untuk liburan penyembuhan bersama keluarga.
Satu atraksi besar lainnya adalah tur pemangkasan tebu, di mana si kecil dapat bergabung dengan para pekerja perladangan untuk meraih batang tebu pagi-pagi sekali. Selain itu ada juga paket wisata De Ramban, yaitu suatu rangkaian pembelajaran interaktif yang mendorong tamu mencoba tangan mereka dalam bertani, masakan tradisional, serta merasakan buah dari usaha mereka sendiri. Kegiatan tersebut tidak hanya seru tetapi juga mendidik tentang semangat kerja sama dan mandiri.
Desa ini memiliki aspek sejarah yang mempesona bernama Kampung Jamus atau sering disebut juga sebagai Kampung Belanda. Bangunan-bangunan berarsitektur kolonial dari era perusahaan dagang Belanda milik Van de Rappard tetap terjaga dengan baik hingga kini, menjadikan tempat fotografi dan pembelajaran sejarah yang istimewa untuk para anak. Selagi melakukan penyegaran diri, buah hatimu dapat menyaksikan langsung bagaimana bangunan zaman dahulu serta gaya hidup di masa silam tersebut.
Tidak kalah menarik adalah mata air Sumber Koso yang mengalir sepanjang tahun. Kejernihan airnya berperan sebagai sumber primer untuk pertanian penduduk setempat. Saat ini daerah tersebut sedang dikembangkan menjadi destinasi pariwisata dengan segala sarana penunjang seperti lokasi perkemapan, gazebo, toilet, serta warung makan. Hanya dikenai biaya masuk sebesar Rp5.000,- dan ditambahRp 7.000,- apabila Anda berniat bermalam dan melakukan kegiatan berkemah.
Fasilitas lainnya meliputi kafetaria lokal, musala, area outbound, menara pandang untuk melihat lanskap kebun teh, dan balai komunitas. Semua ini membuat Girikerto cocok untuk edukasi, rekreasi, sekaligus rehat dari hiruk pikuk kota. Akses ke desa ini juga mudah, hanya sekitar 1 jam dari pusat Kota Ngawi.
Tiga destinasi wisata pedesaan di Ngawi menyediakan berbagai pilihan untuk pengalaman belajar bersama keluarga: keindahan alamnya, aktivitas mengasyikkan bagi anak-anak, warisan budayanya yang kuat, serta sarana penunjang kenyamanannya.
Sesuai dengan Brubuh, Dewi Ngubalan, atau Girikerto, setiap tempat memiliki ciri khas serta kenangan tidak terlupa yang pantas menjadi tujuan wisata Anda pada musim ini. Ayo, bawa anak-anak untuk menyegarkan diri sekaligus belajar di desa-desa luar biasa tersebut!