Untuk banyak orang yang naik pesawat, turbulensi sering kali menjadikan saat-saat yang membuat cemas akibat goncangan mendadak yang dapat menyebabkan ketakutan atau panic attack, serta kekhawatiran berlebihan. Sebenarnya, turbulensi adalah hal biasa pada setiap perjalanan udara, dan belum tentu mengindikasikan adanya situasi membahayakan bagi keselamatan penerbangan tersebut.
Dengan memahami secara benar tentang turbulensi beserta cara penanganannya oleh pilot dan awak kabin, ketakutan dapat dikurangi signifikan. Berikut adalah beberapa alasannya mengapa Anda seharusnya tidak cemas menghadapi turbulensi dalam penerbangan agar bisa tetap santai dan damai.
1. Fenomena turbulensi adalah hal biasa yang sering kali terjadi di alam.

Turbulensi muncul karena variasi dalam tekanan udara, selisih temperatur, serta gerak arus angin di atmosfir; kejadian tersebut adalah normal ketika berada di ketinggian. Hampir setiap penerbangan menyertakan beberapa tingkat turbulensi, entah ringan maupun moderat, menjadikannya sebagai situasi biasa sepanjang masa.
Karena bersifat umum dan dapat diprediksi, para pilot dan maskapai kebiasaannya merancangkan protokol baku untuk menangani hal ini, seperti melakukan penyetelan ulang tinggi terbang atau pengalihan jalur. Karenanya, turbulensi tidak mencirikan kalau penerbanganmu tengah menghadapi situasi rawan.
2. Pesawat dibuat agar bisa bertahan melawan tekanan yang sangat tinggi.

Setiap pesawat komersial canggih saat ini memang dibuat tahan terhadap tekanan udara luar biasa serta goncangan akibat turbulensi paling keras sekalipun. Dengan desain pesawat yang sudah melalui serangkaian tes ketat dari otoritas regulasi perjalanan udara sebelum diterbangkan, tak mengherankan jika pesawat tersebut tetap selamat bahkan melewati periode turbulensi berkepanjangan.
Sistem kendali penerbangan dan material yang digunakan untuk membuat pesawat dirancang dengan daya tahan tinggi terhadap berbagai keadaan seperti tekanan udara, getaran, bahkan pergantian arah secara tiba-tiba. Ini menunjukkan bahwa turbulensi tidak akan menyebabkan kerusakan serius pada pesawat jika sedang dalam situasi standar.
3. Penerbang profesional menangani turbulensi dengan santai

Pilot-pilot tersebut sudah menjalani sejumlah latihan ketat guna menanggapi bermacam-macam situasi iklim, mencakup turbulensi dari derajat ringan hingga parah. Mereka dilengkapi dengan pemahaman teori serta pengalaman praktis agar setiap tindakan mereka selama terbang tetap akurat dan juga aman.
Dengan bantuan teknologi, misalnya radar cuaca dan komunikasi dengan petugas kontrol lalu lintas udara, pilot dapat meramalkan atau justru mengelak dari zona yang memiliki risiko turbulensi parah. Keterampilan tersebut pasti merupakan salah satu faktor penting kenapa turbulansi seharusnya tak perlu ditakuti oleh para penumpang.
4. Cedera yang disebabkan oleh turbulensi sangat langka terjadi.

Mayoritas insiden turbulensi tidak menyebabkan cidera karena bersifat sebagai goncangan saja dan tidak memiliki dampak langsung pada mekanisme pesawat. Cedera biasanya hanya terjadi jika penumpang tidak memakai seatbelt ketika turbulensi tiba-tiba datang.
Tidak mengherankan jika pramugari perlu terus-menerus mengingatkan para penumpang agar tetap menggunakan sabuk pengaman saat sedang duduk, karena hal itu adalah cara mudah untuk melindungi diri dari ancaman turbulensi. Jika aturan keselamatan dipatuhi dengan benar, peluang mengalami cedera menjadi sangat rendah.
Turbulensi merupakan fenomena normal pada proses penerbangan dan belum tentu menandakan adanya risiko. Apabila Anda mengerti akan hal ini serta taat terhadap petunjuk keamanan, para penumpang bisa melalui turbulensi dengan tenang tanpa merasakan ketakutan berlebihan. Makin baik pemahaman seseorang soal turbulensi, makin menyenangkan pun pengalaman perjalanan udaranya menjadi!